Kisah Andi Akbar Muzfa Membela Rakyat Kecil dari Timur Indonesia

Thursday, June 26, 2025

Kisah Andi Akbar Muzfa Membela Rakyat Kecil dari Timur Indonesia

Advokat Rakyat Kecil: Kisah Andi Akbar Muzfa Membela Rakyat Kecil dari Timur Indonesia

Makassar - Di balik setelan jas hitam dan gelar hukum yang melekat, Andi Akbar Muzfa, S.H., bukanlah pengacara biasa. Ia adalah advokat asal Bugis yang tak segan turun langsung membantu rakyat kecil tanpa mematok bayaran, tanpa meminta balas jasa bagi yang kurang mampu.

Bagi pria kelahiran Ujung Pandang, 30 April 1988 ini, hukum bukan soal bisnis. Baginya, hukum adalah ruang perjuangan sosial. Ia menyebut bahwa membela orang tak mampu bukan hanya pilihan, tapi panggilan.

Berawal dari Firma Besar, Lalu Memilih Jalan Sunyi

Perjalanan karier Andi Akbar dimulai dari salah satu firma ternama di Jakarta Timur: Lawfirm Bertua & Co, yang dipimpin oleh Bertua Hutapea, adik kandung Hotman Paris Hutapea. Di sana, ia menangani beragam kasus besar mulai dari korporasi, perdata, hingga pidana berat.

Namun setelah merasakan kerasnya dunia hukum ibu kota, ia memilih pulang. Bukan karena gagal, tapi karena sadar: banyak warga di kampung halaman yang butuh pembelaan hukum, tapi tak punya daya bayar.

Mendirikan Firma Sendiri di Makassar

Tahun 2020, Andi Akbar mendirikan ABR & Partners di Makassar dan menjabat sebagai Managing Partner. Sejak awal, kantor hukum ini dibangun bukan hanya untuk menangani klien berduit, tetapi justru untuk menjangkau masyarakat kecil yang seringkali dipinggirkan sistem hukum.

Kasus-kasus yang ia tangani seringkali datang dari petani, pedagang kecil, atau buruh yang terjebak perkara hukum yang rumit dan mahal. Dalam banyak kesempatan, ia tidak menarik biaya jasa sama sekali—selama itu menyangkut keadilan bagi mereka yang lemah.

Di sinilah Andi Akbar menunjukkan sisi lain profesi advokat: pengabdian tanpa pamrih, dalam sistem yang kerap hanya berpihak pada mereka yang punya kuasa.

Pengusaha Lokal, Pemberdaya Komunitas

Tak hanya di bidang hukum, Andi Akbar juga terjun ke dunia usaha. Ia pernah mengelola Republik Gaul Clothing, Boegis Fashion, Pasolle Store, hingga kini fokus mengembangkan LAOLISU, industri kerajinan sandal berbasis budaya Bugis di Pinrang.

Usaha ini bukan hanya soal omzet, tapi soal dampak. Ia mempekerjakan masyarakat lokal, melibatkan pemuda, dan mengangkat simbol lokal ke kancah bisnis. Baginya, usaha harus menjadi alat pemberdayaan, bukan sekadar mencari untung.

Aktivis Sejak Mahasiswa, Blogger Hingga Kini

Sejak duduk di bangku kuliah Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI), Andi Akbar dikenal aktif di berbagai organisasi seperti HMI, ISMAHI, SOMASI, hingga Gerakan Mahasiswa Pembaharu. Ia tak hanya turun ke jalan saat itu, tapi juga membangun jaringan sosial dan hukum yang membekas hingga kini.

Kini, ia juga dikenal sebagai blogger senior dan pembina komunitas digital. Ia membina Blogger Bugis, Blogger Nusantara, dan pernah menjabat Ketua Indonesian Blogger Community 2018. Lewat blog-blog seperti seniorkampus.blogspot.com dan blogger-sulawesi.blogspot.com, ia rutin menulis opini hukum dan sosial secara konsisten.

Ditempa Pesantren, Tumbuh dengan Nilai Bugis

Pendidikan awalnya ia jalani di Pondok Pesantren Rahmatul Asri Enrekang (2000–2006). Lalu ia melanjutkan ke Fakultas Hukum UMI dan melengkapi pendidikannya dengan program Magister Administrasi Publik di STISIP Muhammadiyah Rappang.

Didikan pesantren dan nilai siri’ na pacce yang menjadi ciri khas orang Bugis menjadikannya pribadi yang kuat dalam prinsip, rendah hati, dan kokoh dalam membela yang benar. Nilai ini yang ia bawa hingga kini dalam menghadapi klien-kliennya—baik yang mampu, maupun yang hanya datang membawa harapan.

Membela Bukan Karena Bayaran, Tapi Karena Kemanusiaan

Yang membuat nama Andi Akbar menonjol bukan karena jumlah kasus besar yang ia tangani. Tapi karena ia hadir di ruang-ruang hukum yang seringkali sepi perhatian, karena kliennya bukan konglomerat atau tokoh politik, melainkan petani, pedagang pasar, dan warga biasa yang terjebak perkara.

Ia tidak mencari sorotan. Tapi warga yang pernah ia bantu tahu, bahwa ia adalah salah satu dari sedikit pengacara yang menjawab panggilan keadilan dengan keikhlasan.


Penulis: Tim Redaksi
Editor: Putri Amalia Nur
Untuk profil lebih lanjut atau wawancara khusus, hubungi kanal resmi Kantor Hukum ABR & Partners.