Efek Buruk Konsumsi Buah Alpukat Secara Berlebihan

Tuesday, July 2, 2024

Efek Buruk Konsumsi Buah Alpukat Secara Berlebihan

Efek kebanyakan makan buah alpukat - Alpukat salah satu pilihan buah yang baik untuk diet karena tinggi serat dan kaya lemak baik. Buah ini membantu Anda merasa kenyang lebih lama. Meskipun begitu, Anda tetap perlu membatasi konsumsinya agar tidak mengalami masalah kesehatan berikut. 

1. Meningkatkan berat badan
Meskipun alpukat masuk dalam kategori buah-buahan, alpukat sebenarnya padat lemak. Kabar baiknya adalah lemak dalam alpukat tergolong lemak tak jenuh yang sehat untuk tubuh. Namun, lemak sehat pun tetap dapat menyebabkan kenaikan berat badan Anda apabila dikonsumsi secara berlebihan. Satu buah alpukat ukuran sedang (150 gr) memiliki total kalori sekitar 240 kkal dan 22 gram lemak.

2. Kekurangan nutrisi
Jika menjadikan alpukat sebagai pengganti makanan utama, sehingga makan makanan yang sama hampir setiap hari, Anda bisa mengalami kekurangan zat gizi. Zat gizi yang terkandung dalam alpukat tidaklah cukup untuk memenuhi nutrisi sehari-hari. Buah alpukat minim kandungan protein dan kalsium. Kekurangan protein akan melemahkan jaringan dan massa otot, sedangkan kekurangan kalsium meningkatkan risiko penyakit tulang. Alpukat juga tak mengandung cukup zat besi, sehingga Anda lebih rentan mengalami anemia.

3. Alergi
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang bisa saja lama-lama mengembangkan alergi buah alpukat apabila mengonsumsinya secara berlebihan. Alergi alpukat dapat menyebabkan bersin, batuk, pembengkakan, dan hidung tersumbat. Jika reaksi alergi ini Anda alami setelah mengonsumsi alpukat, coba hindari dulu buah alpukat dalam menu makan harian. Kemudian lihat apakah gejala-gejala tersebut masih muncul atau tidak.

4. Merusak hati
Salah satu efek samping dari mengonsumsi buah alpukat terlalu banyak adalah membahayakan kesehatan organ hati. Terdapat kandungan senyawa kimia dalam minyak alpukat yang dapat membahayakan organ hati. Kandungan tersebut adalah estragole dan anethole. 

Berdasarkan beberapa penelitian lama terhadap hewan (in vivo), kedua senyawa kimia tersebut menunjukkan sifat karsinogenik atau pemicu kanker pada liver tikus. Meskipun begitu, belum diketahui efek samping pasti kedua senyawa tersebut pada manusia. 

Semoga Bermanfaat...
Admin : Nirina Syaputri 96
Web Blog : Senior Kampus